Gadget bintang bertaburan

Sabtu, 21 Februari 2015

TUHAN TAU KITA

Kemarin . .
Aku dapat tertidur lelap disampingmu
Menyambut pagi dan melangkah bersamamu
Merangkai cerita seiring canda tawa
Dan bergenggam tangan
Saling menguatkan jiwa

Namun sejenak langkahku terhenti
Tak tau apa yang sebenarnya terjadi
Hingga kuputuska keputusan yang belum pasti

Aku sadar langkahku mulai merengggang
Saat kuputuskan tuk pulang
Seolah membiarkan jiwa-jiwa ini melayang
Dalam raga yang mlemah
Yang tak pernah terfikirkan
Ataupun terbayang

Tapi Tuhan tau kita
Dimana saat aku dan kamu
Mulai berjalan pada masing-masing arah
Tuhan tau kita
Dimana saat air mata menetes
Melepas kerinduan
Tuhan tau kita
Dimana saat terbentuk rasa kangen ingin jumpa

Yang kumau tetaplah melangkah dengan sumringah
Dan yakinlah dengan langkahmu
Bahwa esok cinta kan membawamu
Kedalam kebahagiaan
Angin . . .
Disekotak ruanganku termenung
Merasakan sayupanmu
Tanpa membawa harapan untukku

Sampai kapan kuharus menunggu
harapan itu kembali
harapan membawa kebersamaan
melangkah demi meraih suatu angan
keinginan menuju masa depan

angin. . .
kutak berharap lebih
jika Kau ijinkan kebersamaan itu
satukanlah,
jika tidak
jadikanlah kenangan termanis dalam hidup
setiap langkahku
kebersamaan menu masa depan

[dikirim via message @angelkumel, 12 Feb 2012]
Terkadang aku mulai berfikir
Ini EGOIS
Saat aku berkata LELAH
Tanpa mau berusaha
Saat aku MENYERAH
Dan berfikir ini satu-satunya jalan
Dan kutau ini EGOIS
Saat aku tak mau belajar dari mereka
Dan hanya mengandalkan kenyamanan sesaat
Saat aku tak mau merasakan
Bagaimana susahnya mereka brjuang untuk yang dicinta

Tuhan. . .
Maafin aku dan keegoanku
Dari segala rasa yang kukeluhkan
Tanpa kupikirkan bagaimana merubah BISA
Mnjadi sebuah KEBIASAAN
Aku tau waktu ini takan berputar lama
Tuhan . . .
Jaga dan lindungi dia yaa
Jangan sampai air mata meluluhkan semangatnya

Tuhan . . .
Meski aku tau di dunia ini tak ada yang abadi
Tapi ku mohoon
Abadikanlah senyum untuknya
Karna tangis yang Kau beri
Adalah isak yang kurasa
Dan entah sampai kapan aku mampu melihatnya
Karna waktu yang Kuau beri
Tak seutuhnya buat dia temani aku

[28 Maret 2012]
Seribu kisah dalam satu goresan
Pada selembar bayangan yang tak mampu kuhilangkan
Seberkas sinarpun tak mampu tenggelamkan
Setiap luka yang menyisakan tanda Tanya

Terdiam dalam kebisuan
Termenung dalam kesendirian
Seperti menonton adegan
Aku melihat mereka dalam senyuman
Masih terdeengar suara
Walau sekedar bisikan
Tapi sayangnya itu hanya sebatas bayangan
Masam lalu silam yang masih saja terkenang
Bahkan sampai detik inipun
Aku tak pernah bosan
Mengenang atau sekedar menilik luka

Engkau yang takan pernah hilang dari lamunan
Hanya sebatas rindu yang kini ku genggam
Sapaan itupun terasa hambar buatku
Bersamaan dengan senyum
Yang membuatku terasa asing berada disini
Entah langkah kami yang mul;ai merapuh
Atau memang tangan kami yang mulai merenggang

Setauku dulu tak begini
Tapi waktu yang lebih mengerti kami
Dan waktulah yang menuntut keadaan kami

Memang sempat ada tawaan kecil disela-sela kesibukan kami
Tapi ini tak kurasa seperti dulu

Ya Allah, bicara apa aku ini
Seolah menganggap semuanya itu semu
Padahal masih kurasa sama, hanya sedikit berbeda
Ya Allah, semoga ini hanyalah sebuah perasaan
Yang semata-mata karna ku takut kehilangan senyum itu
Meski ku tau Engkau tak henti-hentinya
Memberiku rasa lebih dari yang pernah kurasa

PADA SEBUAH CINTA

Aku menunggumu
Membawa rindu setiap waktuku
Menunggumu membawa cinta
Seperti dulu kala
    Disisi lain aku bingung
    Ketika kau palah buatku canggung
    Dimana setiap rasa malah kau beri semua
Cinta…
Kau yang terindah
Meski kadang buatku marah
Tapi kau selalu ramah

    Cinta . . .
    Kau yang pertama
    Meski kadang buatku lara
    Tapi justru menutupi luka lama
Cinta. . . cinta
Boleh kuberhenti sejenak ?
Setidaknya sampai kutemukan sajak
Pada lembar asaku

[Ungaran, 12 November 2013]